Agar Anda Menjadi Haji yang Mabrur, Berikut Ciri-Ciri Serta Hal yang Wajib Dihindari Saat Haji

Kategori : Haji, Ditulis pada : 18 Desember 2023, 15:48:48

Sering kita mendengar umat muslim mengucapkan doa kepada orang yang berangkat ataupun kembali dari haji, “Semoga menjadi haji yang mabrur.” Apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Dan apakah ciri seseorang disebut menjadi haji yang mabrur tersebut?

Haji mabrur menurut bahasa yaitu haji yang baik atau diterima oleh Allah SWT. Namun menurut istilah, haji mabrur ialah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasulullah SAW, serta memperhatikan rukun, syarat, wajib dan larangan dalam ibadah haji. Pastinya, setiap mukmin yang menjalankan ibadah haji berharap bisa menjadi haji yang mabrur ketika pulang dari Baitullah.

61.jpg

Photo by Abdulla Dhahri on Unsplash

Tentu ada ciri-ciri seorang yang telah melaksanakan haji disebut menjadi haji mabrur. Berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang harus diperhatikan agar Anda menjadi haji mabrur nantinya. Mulai dari ciri-cirinya, hingga hal-hal yang wajib dihindari ketika berada di tanah suci. Simak sampai akhir ya!

Ciri-Ciri Menjadi Haji yang Mabrur

Terdapat beberapa hadits Rasulullah yang menyebutkan tentang ciri-ciri seseorang menjadi haji mabrur. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,

“Wahai Rasulullah SAW, apa itu haji mabrur? Rasulullah kemudian menjawab: Memberikan makanan serta menebar kedamaian.” (HR. Ahmad)

Di lain waktu, sahabat juga bertanya perihal ciri-ciri haji mabrur, maka Rasulullah berkata: “Memberikan makanan dan berbicara dengan santun.” Dalam hadits Nabi SAW lain yang diriwayatkan oleh Muslim, “Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji sedang ia tidak rafats dan tidak fusuq, maka ia akan kembali dalam keadaan sama seperti waktu ia dilahirkan oleh ibunya.”

Apa itu rafats? Rafats yaitu tindakan yang keji atau tak senonoh contohnya melakukan hubungan seksual atau bercumbu. Sedangkan fusuq yaitu melakukan perbuatan maksiat yang bisa merusak keimanan juga aqidah dihadapan Allah SWT.

Dengan begitu, dapat diketahui beberapa ciri-ciri menjadi haji yang mabrur, di antaranya adalah sebagai berikut:

- Menimbulkan kedamaian untuk orang di sekitarnya

-Sopan dan santun saat berbicara

-Peduli dengan lingkungan sekitar, contohnya dengan memberikan makan untuk orang-orang yang membutuhkan

- mensucikan pikiran, perkataan dan perbuatan, dengan meninggalkan kegiatan maksiat ataupun hal yang tidak senonoh lainnya.

Nah, dengan memahami ciri haji mabrur tersebut, semua hal tersebut dapat tercermin ketika seseorang kembali dari beribadah haji, ia akan menjadi seseorang yang lebih baik, lebih santun serta mengasihi kepada orang lain lebih daripada sebelumnya.

62.jpg

Photo by Abdullah Mukadam on Unsplash

Hubungan baik yang tercipta tidak hanya tentang dirinya dengan Allah (hablum minallah), namun juga hubungan baik yang terjalin sesama manusia (hablum min-annaas). Hal lain yang muncul, menurut Hasan Al Bashri yaitu sikap zuhud. Haji yang mabrur akan lebih dekat kepada Allah, ia akan cenderung mengesampingkan dari kehidupan duniawi dan ia semakin mencintai amal ibadah untuk akhiratnya.

“Tanda (ciri) mabrurnya haji seseorang adalah ia meninggalkan perbuatan yang buruk yang ia lakukan sebelum ia haji.”

Artinya, secara keseluruhan seorang disebut sebagai haji mabrur adalah ia yang segala unsur kehidupannya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Hal-Hal yang Harus Dihindari

Setelah uraian tentang ciri-ciri haji mabrur di atas, berikut ini hal-hal yang harus Anda hindari agar nantinya Anda termasuk menjadi haji yang mabrur. Di antara hal-hal yang harus dihindari tersebut adalah:

Memurnikan Niat Haji Hanya Untuk Ibadah Kepada Allah

Segala sesuatu tergantung dari niatnya. Sangat disarankan untuk memurnikan niat melaksanakan ibadah haji yaitu semata-mata untuk ibadah kepada Allah SWT. Jangan sampai ada niat-niat lain yang dapat merusak pahala ibadah haji Anda.

Misalnya, niat haji hanya untuk ‘ dipandang mampu’ menunaikan haji, ingin selfie di depan Ka’bah, bahkan hanya ingin sekedar dipanggil ‘Pak Haji’ atau ‘Bu Hajjah’. Oleh karena itu, harus sering-sering mengulang niat selama melaksanakan ibadah haji supaya niat selalu terjaga.

Membersihkan Harta yang Digunakan Untuk Berhaji dari yang Haram

Haji adalah ibadah yang suci, dilakukan di Baitullah maka segala hal yang ada kaitannya dengan pelaksanaannya haruslah bersih. Termasuk harta yang digunakan untuk haji. Hindarilah segala hal yang tidak halal, serta senantiasa berhati-hati agar tidak terjebak godaan syaithan demi meraih gelar haji.

63.jpg

Photo by Sulthan Auliya on Unsplash

Menghindari Rafats, Fusuq dan Jidal

Saat menunaikan ibadah haji, hindari kegiatan yang buruk seperti melontarkan perkataan kotor, bersikap jahat, dan melakukan hal yang tak senonoh atau biasa disebut rafats. Tidak boleh pula fusuq, atau bermaksiat dan melanggar aturan Allah. Dan terakhir tidak boleh jidal atau bertengkar, bermusuhan apalagi sampai berkelahi.

Tidak Boleh Bersikap Tinggi Hati

Hal yang sering tak disadari oleh jamaah haji, yaitu bersikap sombong. Merasa diri sudah baik dengan melakukan ibadah haji, tapi sejatinya manusia tempatnya salah serta lalai. Jangan sampai Anda merasa sudah baik ketimbang orang lain yang belum mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji.

Tidak Berlebih-lebihan

Hal terakhir yang harus dihindari yaitu sikap berlebih-lebihan. Baik dalam hal berpakaian, interaksi antar lawan jenis saat melaksanakan ibadah haji dan seterusnya. Sebab pada dasarnya Allah tidak menyukai hamba-Nya yang berlebih-lebihan (israf).

Itulah ciri-ciri menjadi haji yang mabrur serta hal-hal yang harus dihindari. Semoga menjadi haji yang mabrur bagi Anda yang melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id